Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aroma Sejarah dalam Tungku

Kompas.com - 09/06/2012, 07:55 WIB

Oleh Aufrida Wismi Warastri & Putu Fajar Arcana

APA saja santapan orang-orang Eropa di Medan pada tahun 1930-an? Apakah ”beefsteak”, ”bitterballen”, kue markoop, es krim, fuyunghai, gado-gado, atau nasi goreng? Semua menu yang berakar pada makanan China, Eropa, dan Indonesia diramu di Tip Top. Di restoran yang sudah berusia 78 tahun ini, segala hal ibarat nostalgia. Deretan menu tadi cuma salah satu yang membuat kita seperti dilontarkan ke masa lalu. Restoran yang terletak di Jalan Ahmad Yani Medan, itu juga tetap mempertahankan gedung serta perabotan tempo doeloe. Sebut misalnya slagroom, alat pengolah susu menjadi bahan dasar es krim. Alat ini usianya sebanding dengan ketuaan usia restoran. Tip Top pada awalnya memang dikenal sebagai kedai es krim, sebelum kemudian berubah menjadi restoran.

Paling menarik, Tip Top ”berhasil” merawat tungku yang terbuat dari batu penyimpan hawa panas. ”Panas bisa disimpan seharian,” ujar generasi ketiga pewaris Tip Top, Didrikus Kelana (42), awal Mei 2012 lalu. Tungku seukuran 4 X 5 meter dan tinggi sekitar 2 meter, serta dibuat tahun 1934, itu memiliki cara kerja yang unik. Ruang pemanggang harus dipanaskan dengan kayu mahoni setiap pagi. Selain panasnya stabil, kayu mahoni juga menciptakan bau harum.

Potongan-potongan kayu disusun seperti api unggun di dalam tungku lalu dibakar. Bara kemudian ditebar ke sekeliling ruang tungku dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah dibersihkan, sisa panas akan siap digunakan untuk memanggang roti selama sehari penuh. ”Suhu di dalam bisa 175-200 derajat,” tutur Didrikus. Seluruh roti dan kue yang dipanggang dalam tungku ini seolah menyimpan aroma khas campuran kayu dan batu bata. Sungguh-sungguh memancing fantasi tentang masa silam.

Kebun mahoni

Tentu yang tak kalah menarik soal kayu mahoni. Orangtua Didrikus sejak jauh hari telah menyiapkan kebun mahoni di Talun Kenas, Deli Serdang. Kebun yang dibuka tahun 1980-an itu ditanami sekitar 2.000 batang mahoni.

”Dulu ia diketawai orang, sekarang orang baru tahu nilai kayu sangat tinggi,” kata Didrikus. Bahan baku kayu bakar sebagai pemanggang roti cukup diambil dari potongan ranting mahoni. Dengan kebun itu, tungku Tip Top tetap membara seolah setia mengembuskan angin sejarah sejak bertahun-tahun silam.

Keistimewaan kedai makanan memang sering kali berasal dari racikan tetesan sejarah dan hamparan menu di dapur. Itulah yang membuat Tip Top, kata Didrikus, selalu menjadi situs nostalgia orang-orang Belanda. ”Kadang ada orangtua yang mengirim anaknya, lalu mereka minta cendera mata untuk dibawa pulang ke Belanda,” tutur Didrikus. Soal cendera mata itu yang sering kali membuatnya kelabakan. ”Saya kasih aja daftar menu, he-he-he,” katanya.

Menu Eropa yang memiliki cita rasa unik di antaranya beef steak, ox tounge steak (stik lidah lembu), american steak, dan uitsmijter atau roti telur dengan lidah lembu. Rasa dagingnya memang menggigit di lidah. Asli daging.

Beragam sup hidangan pembuka juga tersedia, sedangkan hidangan penutup yang khas adalah huzaren salad yang berisi aneka sayuran dan ayam serta 20 macam es krim.

Tidak seperti es krim zaman sekarang yang lembut, es krim Tip Top masih asli es krim sejak zaman tahun 1930-an. Java Ice, misalnya, es krim berbentuk potongan roti itu rasanya seperti moka dengan campuran rasa anggur yang membuat lidah terasa manis-getir. Butiran esnya sesekali terasa di lidah. Bahkan terasa menggigit lidah kita.

Khusus es krim, Didrikus menambahkan menu baru, yakni es krim durian. ”Durian sekarang sudah khasnya Medan, zaman dulu orang Eropa belum suka durian,” kata dia.

Adapun kue yang disajikan Tip Top memang berasa asli kue jadul alias zaman dulu. Taartjes meses misalnya, kue tart dua lapis dengan taburan meses di atasnya, menyantapnya langsung ingat pada kue buatan nenek dengan rasa gandum yang kuat. Ada pula kue sus yang gurih dan kue kismis yang keras dan mengenyangkan.

Pemilik

Sebelum bernama Tip Top, paman Didrikus mendirikan toko roti Jang Kie pada tahun 1929 di Jalan Pandu, Medan. Toko ini kemudian pindah tahun 1934 ke Jalan Kesawan, menempati bekas kantor Kongsi Dagang China yang dibangun pada tahun 1920. Namanya pun berubah menjadi Tip Topm yang menurut Didrikus berarti perfect atau sempurna.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com